KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya tugas penyusunan makalah dengan topik “Perkembangan dan Pertumbuhan Gigi Susu dan Gigi Tetap“ dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu DR.Hj.Lucky Herawati,SKM,MSc, selaku direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
2. Bapak Suharjono, S.Pd ,S.SiT,M.Kes, selaku ketua Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes kemenkes Yogyakarta.
3. Ibu Dra. Hj.Rr. Ratih Hardisari, M.Kes selaku pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia Jurusan Keperawatan Gigi.
4. Seluruh staf dosen dan karyawan prodi Keperawatan Gigi Poltekkkes Kemenkes Yogyakarta
5. Orang tua tercinta yang selalu mendukung, mendoakan dan memberikan motivasi sehingga terselesaikannya makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Yogyakarta, Februari 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………..................................i
KATA PENGANTAR………………………………………………………….......ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………….…...1
B. Tujuan……………………………………..……………………….2
C. Ruang lingkup…………………..………………………………....2
D. Manfaat…………………………………………………………….2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian gigi susu………………………………………………3
B. Pengertian gigi permanen………………………………………..7
C. Pertumbuhan dan Perkembangan gigi………………………….9
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Erupsi Gigi………………..14
E. Cara merawat gigi susu dan gigi tetap…………………………16
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………….19
B. Saran……………………………………………………………..19
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….20
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan dari gigi geligi seperti halnya organ lainnya telah dimulai sejak 4-5 bulan dalam kandungan. Pada waktu lahir, maksila (Rahang atas) dan mandibula (Rahang Bawah) merupakan tulang yang telah dipenuhi oleh benih-benih gigi dalam berbagai tingkat perkembangan.
Pada umumnya, gigi susu bayi mulai tumbuh di usia sekitar 6-8 bulan. Tetapi, pertumbuhan gigi si kecil juga bisa terjadi lebih cepat, yaitu sekitar usia 3 bulan. Dan ada beberapa bayi yang mengalami keterlambatan pertumbuhan giginya, yaitu baru terlihat dasar giginya pada usia sekitar 1 tahun bahkan lebih. Gigi susu pertama yang biasanya tumbuh pertama kali adalah di bagian bawah tengah. Sedangkan gigi susu terakhir yang tumbuh biasanya pada bagian paling belakang di mulut bagian atas. Dan pertumbuhan gigi susu si kecil, normalnya, akan berakhir ketika ia berusia 3 tahun, dimana ia sudah memiliki gigi susu lengkap sebanyak 20 gigi.
Tidak semua gigi berkembang dalam waktu yang sama. Tanda-tanda pertama dari perkembangan gigi pada embrio ditemukan di daerah anterior mandibula waktu usia 5 sampai 6 minggu,sesudah terjadi tanda-tanda perkembangan gigi di daerah anterior maksila kemudian berlanjut ke arah posterior dari kedua rahang.
Gigi merupakan bagian dari rongga mulut yang kadang perawatannya tidak diperhatikan dengan serius.banyak orang yang mengabaikan kesehatan gigi.padahal merawat gigi sangatlah penting.
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pertumbuhan dan perkembangan gigi susu dan gigi tetap.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengertian gigi susu dan gigi tetap
b. Mengetahui tahap pertumbuhan gigi susu dan gigi tetap
c. Mengetahui cara merawat gigi susu dan gigi tetap.
C. Ruang Lingkup
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun membatasi gambaran terhadap pertumbuhan dan perkembangan gigi susu dan gigi tetap.
D. Manfaat
1. Memberikan masukan pengetahuan bagaimana cara merawat gigi susu dan gigi tetap yang baik dan benar.
2. Dapat di gunakan untuk menambah wawasan ilmu bagi mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian gigi susu (gigi decidui)
Gigi susu atau ada pula yang menyebutnya gigi sulung berperan penting untuk perkembangan rahang dan erupsi atau pertumbuhan gigi tetap. Normalnya anak-anak mempunyai 20 gigi susu yang terdiri dari 10 gigi dirahang atas dan 10 gigi dirahang bawah.
Pada dasarnya erupsi atau keluarnya gigi susu pertama terjadi di usia 6-8 bulan. Umumnya diawali oleh keluarnya gigi seri tengah bawah, lalu secara berurutan gigi seri tengah atas, gigi seri lateral atas dan gigi seri lateral bawah, geraham susu pertama, gigi taring dan geraham susu kedua. Tapi erupsinya tak sekaligus, melainkan satu per satu dan kadang ada juga yang sepasang-sepasang. Umumnya ketika anak berusia 1 tahun mempunyai 6-8 gigi susu (tapi kadang ada juga yang hanya 2 gigi walaupun tanpa disertai keluhan pertumbuhan) dan akan menjadi lengkap berjumlah 20 gigi susu (4 gigi seri atas-bawah, 2 gigi taring kanan-kiri di atas-bawah, dan 4 geraham kiri-kanan di atas-bawah) pada usia 18 bulan atau 2 tahun.
Kendati erupsi gigi pertama terjadi pada usia 6-8 bulan, namun masih belum bisa dikatakan terlambat apabila di atas usia tersebut belum juga keluar gigi pertama. Karena, normalnya erupsi gigi terjadi pada usia 6-12 bulan. Lain halnya bila si anak sudah berusia lebih dari setahun tapi belum juga terjadi erupsi gigi, maka perlu diketahui penyebabnya, ini apabila anak belum sama sekali tumbuh giginya.
Jenis gigi Jenis gigiJJenis Gigi | Pertumbuhan Gigi dan Usia Anak |
Gigi kacip (incisivus) | 6 - 9 bulan |
Gigi geraham (molar) pertama | 12 - 15 bulan |
Gigi taring (caninus) | 18 - 20 bulan |
Gigi geraham (molar) kedua | 24 - 36 bulan |
Sumber : Buku Kedokteran Anatomi gigi
Pertumbuhan Gigi Susu dan Masa Tanggalnyabuhan Masa tanggal
Gigi Bagian | Jenis Gigi | Masa Pertumbuhan | Masa Tanggal |
Rahang Atas | Seri Pertama ggal Seri Kedua Taring Geraham Pertama Geraham Kedua | 7 bulan 9 bulan 18 bulan 14 bulan 24 bulan | 6 Tahun 7 - 8 tahun 12 - 14 tahun 11 - 12 tahun 12 - 14 tahun |
Rahang Bawah | Kacip Pertama Kacip Kedua Taring Geraham Pertama Geraham Kedua | 6 bulan 7 bulan 16 bulan 12 bulan 20 bulan | 6 tahun 7 tahun 9 - 10 tahun 10 - 12 tahun 11 - 12 tahun |
Sumber: Buku Kedokteran Anatomi gigi
Erupsi dari gigi susu biasanya menurut urutan sebagai berikut :
1. Gigi i1 bawah
2. Gigi i2 bawah
3. Gigi i1 atas
4. Gigi i2 atas
5. Gigi m1 bawah
6. Gigi m1 atas
7. Gigi c bawah
8. Gigi c atas
9. Gigi m2 bawah
10.Gigi m2 atas
Beberapa gejala pada anak pada saat giginya tumbuh (erupsi):
1. Gatal pada gusi
Ini paling sering dialami. Rasa gatal ini membuat anak sering menggigit benda yang dipegangnya. Untuk mengatasinya berikan biskuit bayi yang agak keras tapi akan hancur terkena air liur, sehingga tidak
membahayakan. Atau bisa juga diberi mainan khusus bayi untuk
digigit-gigit yang aman dari zat beracun.
Ini paling sering dialami. Rasa gatal ini membuat anak sering menggigit benda yang dipegangnya. Untuk mengatasinya berikan biskuit bayi yang agak keras tapi akan hancur terkena air liur, sehingga tidak
membahayakan. Atau bisa juga diberi mainan khusus bayi untuk
digigit-gigit yang aman dari zat beracun.
2. Rewel
Keadaan gatal pada gusi membuat bayi merasa tak nyaman. Akibatnya bayi yang baru tumbuh gigi hampir selalu rewel.
Keadaan gatal pada gusi membuat bayi merasa tak nyaman. Akibatnya bayi yang baru tumbuh gigi hampir selalu rewel.
3. Tidak nafsu makan
Perasaan tak enak di mulut karena tumbuh gigi bisa membuat anak malas makan atau mengunyah. Meski demikian anak tetap harus makan.
Perasaan tak enak di mulut karena tumbuh gigi bisa membuat anak malas makan atau mengunyah. Meski demikian anak tetap harus makan.
4. Demam
Biasanya tidak sampai demam tinggi. Bila demamnya cukup tinggi, bawalah anak ke dokter untuk mengecek apakah demamnya memang disebabkan akan tumbuh gigi atau ada penyebab lain.
Biasanya tidak sampai demam tinggi. Bila demamnya cukup tinggi, bawalah anak ke dokter untuk mengecek apakah demamnya memang disebabkan akan tumbuh gigi atau ada penyebab lain.
Gigi susu berguna dan berpengaruh terhadap kesehatan individu, perkembangan rahang, erupsi gigi geligi tetap,perkembangan fisik dan mental anak-anak, karena dengan kehilangan dini gigi susu,mengakibatkan perkembangan rahang yang normal tidak mungkin terjadi dan gigi M1 tidak dapat tumbuh pada posisi yang normal sebagai kunci dari oklusi. Orang tua tidak boleh menganggap remeh proses pertumbuhan gigi susu anak. Karena gigi susu punya fungsi penting dan ikut mempengaruhi kondisi serta kelancaran pertumbuhan gigi tetap kelak,.Adapun fungsi dan peran gigi susu adalah :
1. Fungsi pengunyahan (mastikasi)
Anak yang sering sakit gigi tentu akan malas untuk mengunyah makanan, hal ini berdampak pada asupan gizi yang tentunya sangat dibutuhkan anak-anak mengingat masa anak-anak adalah masa aktif pertumbuhan dan perkembangan. Disamping itu berdampak pula terhadap pertumbuhan rahang, rahang tidak akan bertumbuh maksimal karena fungsi pengunyahan yang juga tidak maksimal, mengakibatkan gigi-gigi permanen penggantinya kekurangan ruang sehingga gigi berjejal, posisi gigi depan maju.
2. Fungsi bicara (fonetik)
Gigi berperan dalam pengucapan huruf-huruf tertentu seperti F,V,S,Z,Th. Ketika gigi, terutama gigi depan hilang/rusak berat maka pelafalan beberapa huruf akan kurang tepat (cedal).
3. Fungsi kecantikan (estetik)
Anak dengan gigi utuh dan rapi akan terlihat semakin cantik/tampan. Yang perlu dicermati adalah beban psikologis anak ketika teman-temannya mengolok dengan sebutan ompong karena giginya gigis(rampant) dan tinggal akar.
4. Fungsi mempertahankan ruang dalam lengkung gigi sebagai persiapan pertumbuhan gigi permanen sekaligus menentukan arah pertumbuhan gigi permanen. Gigi susu karena suatu sebab terpaksa dicabut sebelum waktunya, maka gigi yang terletak di depan/ belakangnya akan bergeser ke ruang bekas gigi yang dicabut, hal ini mengakibatkan gigi permanen kekurangan ruang untuk tumbuhnya kelak. Gigi permanen akan kehilangan penuntun arah, akibatnya gigi tumbuh dengan arah yang salah.
B. Pengertian gigi permanen
Sekitar umur 6 tahun, gigi geraham tetap pertama mulai tumbuh atau erupsi pada rahang atas dan bawah. Jadi sekitar umur 6 sampai 12 tahun anak-anak mempunyai gigi geligi campuran antara gigi susu dan gigi tetap. Setelah mencapai umur 12 tahun kebanyakan dari anak-anak telah mempunyai semua gigi tetapnya, kecuali untuk gigi geraham bungsu. Gigi permanen yang pertama muncul dalam rongga mulut (erupsi) ialah gigi m1, yang letaknya distal dari gigi m2, pada usia 6 tahun dan sering disebut six year molar. Gigi tersebut mulai terklasifikasi pada saat bayi dilahirkan. Gigi ini adalah gigi yang terbesar di antara gigi geligi susu dan gigi ini baru erupsi setelah pertumbuhan dan perkembangan rahang sudah cukup memberi tempat untuknya.
1. Tumbuhnya gigi permanen rahang bawah :
Nama gigi | Usia gigi |
Incisivus pertama | 6-7 tahun |
Incisivus kedua | 7-8 tahun |
Caninus | 9-10 tahun |
Premolar pertama | 10-12 tahun |
Premolar kedua | 11-12 tahun |
Molar pertama | 6-7 tahun |
Molar kedua | 11-13 tahun |
Molar ketiga | 17-21 tahun |
Sumber: Buku Kedokteran Anatomi gigi
2. Tumbuhnya gigi permanen rahang atas:
Nama gigi | Masa Pertumbuhan |
Incisivus pertama | 7-8 tahun |
Incisivus kedua | 8-9 tahun |
Caninus | 11-12 tahun |
Premolar pertama | 10-11 tahun |
Premolar kedua | 10-12 tahun |
Molar pertama | 6-7 tahun |
Molar kedua | 12-13 tahun |
Molar ketiga | 17-21 tahun |
Sumber: Buku Kedokteran Anatomi gigi
Proses Pertumbuhan Gigi Permanen
Gigi tetap pertama biasanya muncul di usia 6 tahunan. Oleh karenanya,paling baik kalau gigi susu tanggal ketika gigi tetap penggantinya sudah teraba atau terlihat. Gigi susu harus dipertahankan karena merupakan penuntun erupsi bagi gigi tetap. Jika gigi susu copot sebelum waktunya gigi tetap keluar, maka gigi geligi tetangganya akan bergeser mengisi sebagian kapling yang kosong. Akibatnya, gigi tetap tumbuh tidak pada tempatnya alias berantakan.
C. Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi
Benih gigi mulai dibentuk sejak janin berusia 7 minggu dan berasal dari lapisan ektodermal serta mesodermal. Lapisan ektodermal berfungsi membentuk email dan odontoblast, sedangkan mesodermal membentuk dentin, pulpa, semen, membran periodontal, dan tulang alveolar. Pertumbuhan dan perkembangan gigi dibagi dalam tiga tahap, yaitu perkembangan, kalsifikasi, dan erupsi. Seperti pada gambar berikut.
Gambar 1. Siklus hidup gigi.
(A–D)Tahap perkembangan gigi. (A)Inisiasi (bud stage), (B)Proliferasi (cap stage), (C)Histodiferensiasi, Morfodiferensiasi (bell stage), (D)Aposisi dan dilanjut dengan tahap kalsifikasi, (E)Sebelum erupsi, (F)Setelah erupsi, (G dan H) Atrisi, (I) Resesi gingiva dan kehilangan jaringan pendukung sehingga terjadinya eksfoliasi. Modified from Schour and Massler.
Tahap Perkembangan Gigi
Tahap perkembangan adalah sebagai berikut:
1. Tahap Inisiasi (bud stage)
Inisiasi merupakan permulaan terbentuknya benih gigi dari jaringan epitel mulut. Sel-sel tertentu pada lapisan basal dari epitel mulut berproliferasi lebih cepat dari pada sel sekitarnya. Hasilnya adalah lapisan epitel yang menebal di regio bukal lengkung gigi. Dalam tahap ini terjadi penebalan jaringan ektodermal, merupakan gambaran morfologi pertama dari perkembangan gigi, akan tetapi hal ini didahului suatu gejala dasar induktif.
2. Tahap Proliferasi (cap stage)
Proliferasi adalah gejala dimana proyeksi dari lamina gigi meluas sampai ke daasar mesenkim pada tempat yang khusus dan membentuk primordia dari gigi primer ( organ enamel ). Lapisan sel-sel mesenkim yang berada pada lapisan dalam mengalami proliferasi, memadat, dan bervaskularisasi membentuk papila gigi yang kemudian membentuk dentin dan pulpa pada tahap ini. Sel-sel mesenkim yang berada di sekeliling organ gigi dan papila gigi memadat dan fibrous, disebut kantong gigi yang akan menjadi sementum, membran periodontal, dan tulang alveolar.
Gambar 2. A - Inisiasi (bud stage), B - Proliferasi (cap)
3. Tahap Histodiferensiasi (bell stage)
Tahap Histodiferensiasi adalah rangkaian perubahan bentuk (metamorfosis) dari organ enamel yang khas untuk gigi susu dan gigi tetap. Pada tahap ini terjadi diferensiasi seluler. Sel-sel epitel email dalam (inner email epithelium) menjadi semakin panjang dan silindris,disebut sebagai ameloblas yang akan berdiferensiasi menjadi email dan sel-sel bagian tepi dari papila gigi menjadi odontoblas yang akan berdiferensiasi menjadi dentin.
Gambar 3. C –Histodiferensiasi
3. Tahap Morfodiferensiasi
Pola morfologi atau bentuk dasar dan ukuran relatif dari gigi yang akan datang dibentuk pada tahap morfodiferensiasi. Sel pembentuk gigi tersusun sedemikian rupa dan dipersiapkan untuk menghasilkan bentuk dan ukuran gigi selanjutnya. Proses ini terjadi sebelum deposisi matriks dimulai. Morfologi gigi dapat ditentukan bila epitel email bagian dalam tersusun sedemikian rupa sehingga batas antara epitel email dan odontoblas merupakan gambaran dentino enamel junction yang akan terbentuk. Dentino enamel junction mempunyai sifat khusus yaitu bertindak sebagai pola pembentuk setiap macam gigi. Terdapat deposit email dan matriks dentin pada daerah tempat sel-sel ameloblas dan odontoblas yang akan menyempurnakan gigi sesuai dengan bentuk dan ukurannya.
5. Tahap Aposisi
Aposisi adalah pengendapan matriks dari struktur jaringan keras gigi. Matriks email terbentuk dari sel-sel ameloblas yang bergerak ke arah tepi dan telah terjadi proses kalsifikasi sekitar 25%-30%.Pertumbuhan aposisi dari enamel dan dentin adalah pengendapan yang berlapis-lapis dari matriks ekstra seluler. Pertumbuhan aposisi ditandai oleh pengendapan yang teratur dan berirama dari bahan ekstra seluler yang tidak mempunyai kemampuan sendiri untuk pertumbuhan yang akan datang.
Bila terjadi gangguan pada tahap aposisi akan mengakibatkan kelainan atau perubahan struktur dari jaringan keras gigi. Misalnya pada hipoplasia enamel ( gigi yang berwarna kecoklatan karena tetracycline).
6. Tahap Kalsifikasi Gigi
Tahap kalsifikasi adalah suatu tahap pengendapan matriks dan garam-garam kalsium. Kalsifikasi akan dimulai di dalam matriks yang sebelumnya telah mengalami deposisi dengan jalan presipitasi dari satu bagian ke bagian lainnya dengan penambahan lapis demi lapis. Gangguan pada tahap ini dapat menyebabkan kelainan pada kekerasan gigi seperti Hipokalsifikasi. Tahap ini tidak sama pada setiap individu, dipengaruhi oleh faktor genetik atau keturunan sehingga mempengaruhi pola kalsifikasi, bentuk mahkota dan komposisi mineralisasi.
7. Tahap Erupsi Gigi
Erupsi gigi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dimulai dari awal pembentukan melalui beberapa tahap sampai gigi muncul ke rongga mulut. Ada dua fase yang penting dalam proses erupsi gigi, yaitu erupsi aktif dan pasif. Erupsi aktif adalah pergerakan gigi yang didominasi oleh gerakan ke arah vertikal, sejak mahkota gigi bergerak dari tempat pembentukannya di dalam rahang sampai mencapai oklusi fungsional dalam rongga mulut, sedangkan erupsi pasif adalah pergerakan gusi ke arah apeks yang menyebabkan mahkota klinis bertambah panjang dan akar klinis bertambah pendek sebagai akibat adanya perubahan pada perlekatan epitel di daerah apical.
Gigi desidui yang juga dikenal dengan gigi primer jumlahnya 20 di rongga mulut, yang terdiri dari insisivus sentralis, insisivus lateralis, kaninus, molar satu, dan molar dua dimana terdapat sepasang pada maksila dan mandibula masing-masing.
Pada usia 6 bulan setelah kelahiran, gigi insisivus sentralis mandibula yang merupakan gigi yang pertama muncul di rongga mulut, dan berakhir dengan erupsinya gigi molar dua maksila.
Erupsi gigi permanen pada umumnya terjadi antara usia 5 sampai 13 tahun kecuali gigi permanen molar tiga (erupsi antara 17 sampai 21 tahun), juga seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan pubertas.Waktu erupsi gigi permanen dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan kronologis pada gigi permanen. Slightly modified by McCall and Schour.
Gigi | Kalsifikasi dimulai | Enamel terbentuk | Erupsi |
Insisivus sentralis sentari Insisivus sentralis | 3 - 4 bulan | 4 - 5 tahun | 7 - 8 tahun |
Insisivus lateralis | 10 – 12 bulan | 4 - 5 tahun | 8 - 9 tahun |
Kaninus | 4 - 5 bulan | 6 - 7 tahun | 11 - 12 tahun |
Premolar pertama | 1½ - 1¾ tahun | 5 - 6 tahun | 10 - 11 tahun |
Premolar kedua | 2 - 2¼ tahun | 6 - 7 tahun | 10 - 12 tahun |
Molar satu | Pada lahir | 2½ - 3 tahun | 6 - 7 tahun |
Molar dua | 2½ - 3 tahun | 7 - 8 tahun | 12 - 13 tahun |
Molar tiga | 7 - 10 tahun | 12 - 16 tahun | 16 - 21 tahun |
Insisivus sentralis | 3 - 4 bulan | 4 - 5 tahun | 6 - 7 tahun |
Insisivus lateralis | 3 - 4 bulan | 4 - 5 tahun | 7 - 8 tahun |
Kaninus | 4 - 5 bulan | 6 - 7 tahun | 9 - 10 tahun |
Premolar pertama | 1¾ - 2 tahun | 5 - 6 tahun | 10 - 12 tahun |
Premolar kedua | 2¼ - 2½ tahun | 6 - 7 tahun | 11 - 12 tahun |
Molar satu | Pada lahir | 2½ - 3 tahun | 6 - 7 tahun |
Molar dua | 2½ - 3 tahun | 7 - 8 tahun | 11 - 13 tahun |
Molar tiga | 7 - 10 tahun | 12 - 16 tahun | 16 - 21 tahun |
Sumber:Buku kedokteran anatomi Gigi
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Erupsi Gigi
Erupsi gigi adalah proses yang bervariasi pada setiap anak. Variasi ini masih dianggap sebagai suatu keadaan yang normal jika lamanya perbedaan waktu erupsi gigi masih berkisar antara 2 tahun. Variasi dalam erupsi gigi dapat disebabkan oleh faktor yaitu:
1. Faktor Genetik
Faktor genetik mempunyai pengaruh terbesar dalam menentukan waktu dan urutan erupsi gigi yaitu sekitar 78%, termasuk proses kalsifikasi.
2. Faktor Jenis Kelamin
Pada umumnya waktu erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibandingkan anak laki-laki. Perbedaan ini berkisar antara 1 hingga 6 bulan.Waktu erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibanding dengan anak laki-laki disebabkan faktor hormon yaitu estrogen yang memainkan peranan dalam pertumbuhan dan perkembangan sewaktu anak perempuan mencapai pubertas.
3. Faktor Ras
Waktu erupsi gigi orang Eropa dan campuran Amerika dengan Eropa lebih lambat daripada waktu erupsi orang Amerika berkulit hitam dan Amerika Indian. Orang Amerika, Swiss, Perancis, Inggris, dan Swedia termasuk dalam ras yang sama yaitu Kaukasoid dan tidak menunjukkan perbedaan waktu erupsi yang terlalu besar.
4. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan tidak banyak mempengaruhi pola erupsi. Faktor tersebut adalah:
a) Sosial Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi dapat mempengaruhi keadaan nutrisi,Kesehatan seseorang. Anak dengan tingkat ekonomi rendah cenderung menunjukkan waktu erupsi gigi yang lebih lambat dibandingkan anak dengan tingkat ekonomi menengah.
b) Nutrisi
Nutrisi sebagai faktor pertumbuhan dapat mempengaruhi erupsi dan proses kalsifikasi. Keterlambatan waktu erupsi gigi dapat dipengaruhi oleh faktor kekurangan nutrisi, seperti vitamin D dan gangguan kelenjar endokrin.
5. Faktor lokal
Faktor-faktor lokal yang dapat mempengaruhi erupsi gigi adalah jarak gigi ke tempat erupsi, malformasi gigi, persistensi gigi desidui, adanya gigi berlebih, trauma terhadap benih gigi, mukosa gusi yang menebal, ankilosis pada akar gigi, dan gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya.
6. Faktor Penyakit
Gangguan pada erupsi gigi susu dan gigi tetap dapat disebabkan oleh penyakit sistemik seperti Down syndrome, Cleidocranial dysostosis, Hypothyroidism, Hypopituitarism, beberapa tipe dari Craniofacial synostosis dan Hemifacial atrophy.
E. Cara merawat gigi susu dan gigi tetap
Gigi merupakan bagian dari tubuh yang keras dan terdapat pada mulut.
Gigi memiliki struktur pelindung yang disebut email gigi, yang membantu mencegah lubang digigi. Sebagai bagian dari tubuh, gigi juga memiliki lapisan-lapisan tersendiri. Senyum indah merupakan senyum yang memiliki gigi yang indah pula, dalam arti gigi yang sehat. Untuk itu perawatan gigi juga perlu dilakukan.Berikut ini ada beberapa cara merawat gigi susu dan gigi tetap.
1. Cara merawat gigi susu
a. Pengobatan cepat dan tepat harus diberikan pada gigi susu yang membusuk atau terluka karena jatuh atau trauma.
b. Segera setelah gigi susu pertama muncul harus mulai menyikat gigi anak. Pada awalnya, cukup menggunakan jari atau kapas untuk membersihkan gigi anak. Pada usia sekitar satu tahun dapat mulai menyikat gigi anak dan kemudian mengawasi dan membimbing anak untuk menyikat gigi. Bimbinglah anak untuk menyikat gigi sampai usia 3-4 tahun atau sampai anak mampu menyikat sendiri dengan baik. Kemudian cukup mengawasinya.
c. Pilihlah sikat gigi anak yang baik, yang memiliki bulu bulat dan lembut. Kepala sikat harus kecil agar dapat menjangkau semua sudut. Gagangnya harus cukup tebal namun cocok, nyaman dan aman di tangan anak.
d. Bilaslah sikat gigi dengan baik dan keringkan di udara setelah selesai pemakaian. Gantilah sikat gigi setiap tiga bulan sekali.
e. Gunakan pasta gigi khusus anak-anak dengan bahan yang tidak berbahaya bila tertelan. Carilah pasta gigi dengan kandungan flouride maksimum 600 ppm. Mulai usia sekolah, anak-anak dapat beralih ke pasta gigi orang dewasa, dengan kadar fluorida sebesar 0,1% atau 1.000 ppm (maksimum 1.500 ppm). Fluoride sangat penting untuk pembentukan gigi yang sehat.
f. Gunakan pasta gigi secukupnya saja, hanya sebesar kacang tanah sudah cukup. Jangan termakan pengaruh iklan yang menunjukkan penerapan pasta gigi sampai menutupi semua permukaan sikat gigi. Overdosis flouride pada saat pembentukan gigi dapat mengakibatkan masalah yang disebut fluorosis. Gigi anak menjadi berwarna coklat dengan bintik-bintik putih permanen. Anak-anak di bawah usia enam tahun rentan terhadap masalah ini.
g. Berikan contoh kebiasaan menyikat gigi yang baik pada anak. Misalnya menyikat gigi sesudah makan dipagi hari dan sebelum tidur dimalam hari. Hal ini memotivasi anak-anak untuk meniru orang tuanya. Sikatlah gigi dalam waktu yang cukup (sekitar tiga menit) sehingga seluruh permukaan gigi betul-betul bersih.
h. Kunjungi dokter gigi secara rutin minimal sekali dalam 6 bulan. Perawatan gigi tidak hanya dilakukan terhadap kerusakan atau cedera, tetapi juga bila ada maloklusi gigi anak. Kunjungan berkala memungkinkan dokter gigi untuk mendeteksi dan mengoreksi masalah lebih awal.
i. Hentikan kebiasaan mengisap jempol. Mengisap jempol adalah normal sampai usia sekitar 3 – 4 tahun. Jika mengisap jempol terus berlanjut setelah usia ini, sebaiknya dilakukan upaya untuk menghentikannya karena dapat berakibat buruk pada gigi. (Cara tradisional untuk menghentikan kebiasaan ini adalah dengan penerapan sesuatu yang pahit (misalnya brotowali) di jempol anak)
2. Cara Merawat gigi tetap
a. Rawatlah sebelum terlanjur menjadi rusak. Gunakan sedotan jika minum kopi,teh,minuman bersoda dan juga anggur merah. Dengan demikian, minuman tak mengenai gigi secara langsung. Minuman-minuman tersebut biasanya menjadi penyebab kerusakan gigi yang sangat kuat.
b. Sejumlah zat bisa melekat di gigi dengan mudah. Oleh karena itu untuk mencegah terbentuknya noda gigi atau plak. Gunakan brokoli,daun selada atau bayam untuk mencegahnya. Sayur-sayuran itu terbukti sangat manjur untuk urusan mencegah noda gigi.
c. Cara mudah dan sederhana untuk merawat gigi tetap putih adalah menggosok gigi tiga kali sehari dan setiap selesai makan. Namun hati- hati dalam menyikat gigi. Jangan terlalu keras karena itu malah bisa membuat gigi abrasi dan rusak. Lebih bagusnya gunakan sikat gigi elektrik dan atur waktu menyikat gigi selama dua menit. Dan teliti saat menggosok gigi, jangan sampai ada bagian atau sela-sela yang terlewatkan. Sebaiknya gosok gigi sesuai dengan anjuran dokter gigi.
d. Yang termudah dan tercepat namun membutuhkan biaya lebih adalah dengan cara bleaching atau pemutihan. Model perawatan gigi semacam ini banyak tersedia di klinik gigi dan klinik kecantikan. Perawatan semacam ini bisa bertahan selama dua hingga tiga tahun. Tapi tetap saja setelah di bleaching, Anda harus menjaga makanan dan minuman yang dikonsumsi.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :
1. Gigi susu berperan penting untuk perkembangan rahang dan erupsi atau pertumbuhan gigi tetap.
2. Pada umumnya usia 12 tahun anak-anak telah memiliki semua gigi tetap kecuali gigi molar ketiga.
3. Tahap perkembangan gigi terdiri dari tahap inisiasi, proliferasi, histodifirensiasi, Morfodiferensiasi, aposisi, kalsifikasi dan erupsi.
4. Menggunakan pasta gigi yang banyak mengandung fluor.
B.Saran
1.Bagi pembaca yang ingin mendapatkan gigi yang sempurna sebaiknya rajin merawat kebersihan gigi dan memeriksakan ke dokter minimal 6 bulan sekali secara rutin.
2.Banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium dan mengurangi makanan yang manis.
3.Menggosok gigi dengan cara yang benar minimal 2x sehari sesudah makan dan sebelum tidur.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan,R.2011.Tips Merawat Gigi
Anak.http://www.kesehatan.liputan6.com.30 Desember 2011
Drg.Irene.2011.Bagaimana Cara merawat gigi yang baik.http://www.pdgi-online.com.24 maret 2011.
Wangidjaja Harshanur,I.1991.Anatomi Gigi.Jakarta:EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar